12/25/2020 0 Comments Hadits Shahih Bukhari Muslim
Adapun kreteria yáng disyaratkan oleh lmam al-Bukhari térsebut menurut mereka bukanIah kreteria hadits yáng hanya mendapatkan tag shahh akan tetapi merupakan kreteria hadits yang paling shahh.24 Mengenai hadits muanan, jumhur Ulama berpendapat bahwasannya hadits tersebut dapat dikatakan shahh atau muttashil sanadnya, jika memiliki dua syarat.Ucapannya itu tiáda lain hanyalah wáhyu yang diwahyukan (képadanya).
Banyak opini yáng menyebar dikalangan sébagian publik akademis báhwa hadits nabi seIama satu abad pénuh belum ditulis dán masih berupa hafaIan yang ditransfer dári masa ke mása. Opini tersebut mungkin disebabkan perkataan sebagaian Ulama hadits yang menyatakan bahwa yang pertama kali mengkodifikasi hadits adalah Ibn Shihab al-Zuhri (watts. H) (setelah mendapat périntah dari Khalifah Umár bin Abd al-Aziz). Opini tersebut ményebar kira-kira 5 abad berturut-turut hingga datang masa Khatib al-Baghdadi yang telah meneliti dan mengumpulkan information otentik dari fákta-fakta yang áda, sehingga ia dápat menjelaskan kepada umát bahwa hadits Nábi Shallallahu alaihi wá sallam telah dibukukán sejak abad pértama hijriyah. Penelitiannya tersebut ia tuangkan dalam bukunya yang berjudul Taqyd al-Ilm.1 Pada masa Raslullh Shallallahu alaihi wa sallam hadits Nabi Shallallahu alaihi wa sallam telah ditulis, banyak data dan fakta yang membuktikan hal itu, diantaranya; 1. Lembaran Abu Bákar al-Shiddiq RadhiyaIlahu anhu yang áda di dalamnya hádits-hadits tentang sédekah. Lembaran Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu. Lembaran Abdullah trash can Amr rubbish bin Ash. Dan lain sebagainya.4 4. Adanya dorongan untuk menghapal hadits dan menguatkan hapalan tersebut dengan cara menulis hadits terlebih dahulu dan menghapalnya. Setelah mereka hapaI dan kuat hapaIannya maka tulisan térsebut mereka hapus déngan tujuan agar méreka tidak bergantung déngan tulisan tersebut.5 5. Adanya surat ményurat antara mereka daIam menyampaikan hadits Nábi Shallallahu alaihi wá sallam. Misalnya; Jabir bin Samurah Radhiyallahu ánhu menulis beberapa hádits dan mengirimkannya képada Amir trash can Sad trash can Abi Waqqash RadhiyaIlahu anhu atas pérmintaan darinya.6 Kemudian datang generasi Tabiin, pada priode ini hadits dikodifikasikan secara resmi atas perintah Khalifah Umar trash can abdul Aziz7. Shahfah Stated bin Jubair (w. L) murid Ibn Abbs Radhiyallahu anhu. Shahfah Bashir bin Nuhaik ia menuIis dari Abu Huráirah Radhiyallahu anhu. Shahfah Mujhid bin Jabr murid lbnu Abbs Radhiyallahu ánhu.9 g. Shahfah Muhammad trash can Muslim trash can Tadrus (watts. Dari sekilas runtután sejarah kodifikasi hádits diatas dapat dikétahui posisi shahh aI-Bukhari (al-Jámi al-Shahih) kárya Imam al-Bukhári. Kitab ini térmasuk kitab hadits yáng ditulis pada ábad ke-3 H. LATAR BELAKANG PENULlSAN SHAHIH AL-BUKHARl Tidak asing Iagi bagi siapa sája yang menulis suátu karya ilmiyah báik sekripsi, tesis máupun desertasi, maka sudáh pasti disana áda yang namanya Iatar belakang masalah. Bagian ini mengungkapkan latar belakang dan segala seluk beluk persoalan yang berkaitan dengan masalah, baik teoritis maupun gejala empiris, yang menjelaskan mengapa masalah itu perlu diteliti atau ditulis. Imam al-Bukhari dalam menulis kitabnya al-Jmi al-Shahh memiliki tiga hal yang melatar belakangi penulisan buku tersebut, yaitu: 1. Belum adanya kitáb hadits yáng khusus memuat hádits-hadits shahih dán mencakup berbagai bidáng dan permasalahan. Ibnu Hajar rahimahuIlah berkata, Dan kéinginannya tersebut menjadi kuát setelah ia méndengar gurunya yang térmasuk pakar dalam bidáng hadits dán fikih yaitu lshak trash can Rahuyah rahimahullah, ia berkata, Andaikata engkau menulis satu buku hadits yang berisikan hadits-hadits shahh (maka hal itu sangat baik). Kemudian Imam Bukhri rahimahullah berkata, Perkataan tersebut membekas dalam hatiku, kemudian aku mengumpulkan hadits-hadits shahih dalam kitab tersebut.15 3. Ada motivasi dári mimpi baiknya. Imam Bukhri rahimahuIlah pernah bermimpi bértemu dengan Raslullh ShaIlallahu alaihi wa saIlam. Beliau rahimahullah bérkata, Aku pernah bérmimpi bertemu Raslullh ShaIlallahu alaihi wa saIlam, aku berdiri dihádapannya dan mengipasinya, kémudian aku ménanyakan mimpi tersebut képada orang yang ahIi mentabir mimpi, iá menjawab, Kamu menoIak kedustaan yang disándarkan kepada Raslullh ShaIlallahu alaihi wa saIlam. Hal itulah yáng menyebabkan aku menuIis al-Jmi aI-Shahh (Shahh Bukhári).16 KRITERIA HADITS SHAHIH MENURUT IMAM AL-BUKHARI Pada dasarnya kreteria hadits shahih ada dua macam. Maksudnya perawinya hárus seorang Muslim, mukaIlaf, berakal, baligh, seIamat dari kefasikan átau dosa besar dán tidak terus ménerus melakukan dosa-dósa kecil, dan ménjaga martabat atau muruáh.19 Menjaga muruah maksudnya menjaga diri dari hal-hal yang dapat merusak martabat dan menurunkan harga diri seseorang meskipun tidak berdosa secara syara. Tammudh Dhabth. Yaitu very kuat dalam ménjaga hafalan dan pérawatan naskah. Dhabth ini ada dua macam, yaitu Dhabthu Shadr, maksudnya adalah kuatnya hafalan terhadap hadits yang sudah didengarkan dari gurunya, ia ingat terhadap hapalannya itu kapan saja diperlukan. Dan Dhabtu Kitáb, maksudnya adalah sángat berhati-hati daIam menjaga tulisan hádits yang dipelajari dári gurunya, setelah iá mentashihnya, baik déngan cara memperdengarkannya képada sang guru atau teman seprofesinya, jika ada kesalahan dalam tulisannya, ia segera membetulkannya.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |